Sabtu, 19 Mei 2012

Aku Ingin Berdamai...


     Aku ingin berdamai dengan diriku sendiri, dirinya dan dia. Aku lelah mencengkram duka yang kupikir tak berujung. Namun sesungguhnya aku lah yang tahu dimana duka ini akan selesai. Hanya aku yang bisa mengakhiri duka, luka dan dendam yang ku sulut terbiar tanpa padam. Hanya aku yang bisa menyelesaikan satu episode cerita hidupku ini, bukan laki-laki dan perempuan itu. Ku benamkan diriku tanpa ampun dalam dendam yang melelahkan, ku biarkan dunia gelap tak tersibak, ku tutup mataku sendiri dari cahaya yang melimpah ruah di semesta yang luas ini. Aku terlalu sibuk mengorek luka ku sendiri dan mengutukinya tanpa henti. Lalu bagaimana wujudku yang sekarang ? Mengerikan… Sungguh mengerikan. Lantas sampai kapan ini kan berlanjut sementara waktu tak akan terus menunggu ?
     Aku ingin berdamai dengan diriku sendiri, dirinya dan dia. Menutup cerita lama dan membuka episode baru tanpa ada ion-ion negatif yang melingkupiku, hanya hawa positif yang akan membuatku sehat dalam menjalani hidup. Apa sebenarnya yang aku tak punya di dalam hidupku ini ? Dua permata hidup yang mempunyai bakat kemilau luar biasa ! Kemurahan Allah SWT yang tiada pernah berhenti menaungi diriku. Aku masih punya udara, air, tanah, api yang ku dapatkan dengan mudahnya, untukku melanjutkan hidupku. Kawan-kawan yang baik, tulus ikhlas mengingatkan, menasehati, membantu, mendoakan dan setia menemaniku dalam tangis dan tawaku. Apalagi yang tak ku punya dalam hidup ini ? Cinta ? sahabatku mengatakan cinta Allah lebih besar dari cinta insan dan aku sedang menanam keyakinan itu sebaik mungkin dan menjadikannya pijakan disaat aku berduka dan merasa sepi. Yang tak ku punya saat ini adalah kelapangan hati dan rasa syukur yang tenggelam oleh egoisme rasa duka mansiawi tanpa kendali.
     Aku ingin berdamai dengan diriku dan hidupku dengan ada, atau tidak ada dirinya dan dia. Aku akan memulainya dari awal, dengan niat yang baru bahwa sesungguhnya hidup dan matiku hanya untuk pemilik kehidupan dan kematianku Allah SWT. Ku harap Allah memberiku tenggat waktu lagi untuk mendekatiNYa, mengibaNya, menangisiNya, bersyukur atas namaNya, dan segala dosaku diampuniNya serta menjadi salah satu kekasihNya. Jika aku tak beruntung di dunia aku harus yakin Allah sedang membuat peruntunganku yang lain. Dan jika memang dengan cara ini Allah ingin aku dekat padaNya, dengan derai air mata serta rintihan kesakitan yang terucap dari bibirku, baiklah aku pasrah dengan caraNya.
     Aku ingin berdamai dengan diriku dan hidupku. Menggapai damai, tak ada lagi rasa dendam yang membakar, tak ada tangis yang meraung, tak ada lagi mimpi buruk di setiap tidurku, tak adalagi flash memory yang meracuni otakku. Mendekap dua permataku dengan penuh cinta tak terkontaminasi dengan perasaan emosional pribadiku. Menerima kenyataan dan menjalaninya sepenuh hati. Rasa damai, tenang, tentram, sejuk, lembut, aku ingin itu. Aku tersenyum sejenak, dan berpikir pasti tak semudah itu meraihnya, tak semudah menuliskannya seperti sekarang ini. Tantangan, hambatan, dan godaannya setimpal, sebanding dengan apa yang ingin ku raih. Lantas apa aku akan menyerah lagi ? Menyerah sekarang ?  Aku tidak mau ! Aku tidak boleh !
     Aku datang mengetuk pintu Mu yaa Allah… hanya Engkau yang memiliki rasa kasih yang luar biasa jangan tinggalkan aku, pegangi aku jangan sampai terlepas lagi karena aku pun berpegang padaMu. Tak ada yang tahu rahasiaMu untuk pengampunan dosa, aku hanya berharap Kau kan mengampuni salahku. Aku pernah tersesat, tak tahu jalan pulang, bak sinar mercusuar di tengah lautan dengan terengah-engah aku datang mengikuti cahaya itu dan berharap bisa pulang dengan selamat. Aku tak bisa berkata lagi dan pastinya Kau tahu apa isi hati dan mana  yang terbaik buatku. Aku pulang yaa Allah… aku pulang… terima diriku ini…

3 komentar:

  1. thumb up for my dear friend ana ...
    barakallah, sweety :)

    BalasHapus
  2. Tetaplah berharap positif pada-NYA.
    Banyak hawa positif di sekelilingmu, Ana.
    Selalu bangkit yaa

    BalasHapus
  3. "Thank you for nice information
    Please visit our website unimuda and uhamka"

    BalasHapus