Senin, 31 Oktober 2011

Pentingnya Ilmu Bagi Perempuan

          Bukan bermaksud untuk mengungkap keburukan seseorang tapi dari kisah ini patut kita ambil hikmah atau pelajaran yang terkandung di dalamnya. Sebut saja seorang ibu bernama Y,beliau adalah seorang janda dengan beberapa anak yang sudah menikah dan ia tinggal bersama putri bungsunya yang masih duduk di bangku smp. Ibu Y yang tinggal sendiri dan hidup pas-pasan berusaha berjuang menghidupi putrinya ini dan menyekolahkannya baik-baik serta berharap kelak ia bisa mendapat pekerjaan yang lebih baik atau hidup lebih baik dibanding satu kakak perempuannya dan tiga kakak laki-lakinya. Sebut saja putrinya ini bernama K. Namun sayang satu hal yang disadari oleh ibu Y ternyata K tidaklah sepandai kakak perempuannya R yang ia nikahkan ketika tamat smu padahal R memohon padanya agar ia bisa melanjutkan ke perguruan tinggi,namun keadaan ekonomi tidak memungkinkan ibu Y untuk mengabulkan keinginan anaknya R. K yang baru kelas 3 smp ini ternyata juga sudah terserang virus cinta monyet dan mulai berpacaran,ibu Y akhirnya resah melihat gelagat K yang senang bolos dan pergi berpacaran dengan lelaki M yang terpaut tujuh tahun lebih tua dari K. Ibu Y enggan membagi keresahannya dengan anak-anaknya yang lain karena kepergiannya ke pulau K memang tak disetujui keempat anaknya yang kala itu ibu Y beralasan untuk mencari peruntungan di kampung orang. Ibu Y takut anaknya melanggar batas dan terjerumus  ke dalam pergaulan bebas dan hamil di luar nikah maka ditemuinyalah M dan menanyakan keseriusan M pada K,M yang bekerja di dealer motor ini tampaknya serius juga pada K yang memang memiliki paras lumayan,bodi tinggi dan berkulit putih mulus. Akhirnya ibu Y menikahkan K dengan M pada saat K belum tamat smp dengan standar usia perkawinan 16 tahun. Pernikahan dilangsungkan dengan sederhana tanpa dihadiri saudara-saudara K yang lain.
          K memang masih terbilang muda,ketika ayahnya masih ada dan mereka masih satu rumah dengan kakak-kakaknya K tergolong anak emas yang paling dimanja,kemauannya selalu dituruti dan jika K enggan untuk bersekolah bujukan apa pun  tak akan mempan buat K. R sendiri kadang kewalahan merawat adik yang dibawah tujuh tahun ini darinya. Kemanjaan K dan sikap keras kepalanya  terbawa hingga menikah ya maklum bukankan K memang menikah di usia yang sangat muda dan seharusnya ia masih menuntut ilmu. K yang terbiasa manja ternyata tak mampu melayani suaminya dengan baik, ia tak tahu memasak,dan melakukan pekerjaan rumah semaunya dia saja,selebihnya ibunya lah yang mengerjakan pekerjaan rumah itu. Entahlah dalam urusan ranjang tampaknya K juga masih malu-malu menceritakan hal itu pada siapapun yang jelasnya K hidup bahagia bersama M yang mau menerima keadaan dirinya yang tak tahu apa-apa.
         Tak lama K hamil dan melahirkan seorang putra,ia melahirkan di usia tujuh belas tahun,jika tak ada ibunya kemungkinan besar K tak tahu apa-apa dalam merawat dan mengasuh anak. Kadang juga ia berusaha menelpon kakak perempuannya R agar ia diajari merawat bayi. R sering sekali menyuruh K agar menambah wawasannya dengan membaca buku,majalah-majalah atau tabloid wanita serta ibu dan anak,namun K lebih suka menghabiskan gaji suaminya dengan membeli baju-baju serta kerudung. M juga tak berbuat banyak dalam menambah wawasan K ia yang sibuk kerja hanya bisa menuruti kemauan K untuk berbelanja,jalan-jalan dan kesenangan K yang lain.
          Dan kisah K ini berakhir tragis,menginjak tahun keempat M pergi meninggalkan K yang tengah hamil dua bulan. Ibu Y berusaha mencari tahu penyebabnya menurut penuturan M ia tak tahan dengan sikap K yang kekanak-kanakan,manja,tak berusaha dewasa dan bodoh. Bodoh menurut M karena jika K diajak ngobrol tidak bisa nyambung dengan apa yang diobrolkan suaminya, K justru marah-marah jika ditegur suaminya,pada intinya M bosan dengan perilaku K yang kian hari tak kunjung dewasa. K kini tak tahu harus berbuat apa,ia juga telah terlanjur sakit hati mengetahui suaminya telah berselingkuh dengan seorang janda yang dulu pernah pacaran dengan M. M yang sudah keluar pulau tak meninggalkan sepeser pun nafkah buat anak serta bayi yang tengah dikandung K,keluarga M juga tak terlalu mau mengatasi masalah ini dan menyalahkan sikap K yang tak dewasa dan tak berilmu. Sekarang ibu Y harus menangung biaya hidup K dan anak-anaknya ditambah dengan sedikit bantuan dari anak-anaknya yang lain. K juga tak tahu mau kerja apa karena ia sama sekali tak punya keahlian dan tak punya modal untuk berusaha.
          Menikah bukanlah hal mudah,menikah butuh persiapan ilmu,fisik dan mental. Kisah K diatas bisa menjadi cerminan bagi ibu-ibu yang lain agar bisa mendidik anak sebaik mungkin dan melepas mereka setelah benar-benar matang. Bukan bermaksud menggurui namun kita harus mengambil hikmah dari setiap kejadian,dan belajar agar bisa menjalani hidup dengan lebih baik lagi.
         

1 komentar:

  1. Benar sekali ...
    Ini pelajaran buat kita semua, supaya mempersiapkan anak2 kita kelak. Juga peringatan supaya tidak terlalu memanjakan anak krn suatu saat anak harus hidup tanpa kita ...

    Nice story Ana ^_^

    BalasHapus