Rabu, 16 November 2011

Menapaki Jalan Cinta Menuju Pelukan Mama

          Jam sepuluh malam saat mata ku sudah mulai sepet di pepet ngantuk bis yang ku tumpangi menuju Makassar mulai bergerak meninggalkan terminal Palopo. Masih teringat suara mama yang agak lemah dengan keluhan tekanan darahnya yang naik, aku merasa mama memang sudah mulai tua karena seingat ku saat mama muda dulu mama tipe perempuan pekerja keras dan jarang mengeluhkan kesehatannya hanya pegal badan saja yang ia gumamkan saat berisitirahat melepas penat seharian di mesin jahit tuanya. Mama kangen, itu inti dari percakapan ku dengan mama beberapa hari yang lalu dan atas rejeki yang telah diatur oleh Allah aku memutuskan menuju Kalimantan Timur sana menjenguk mama. Roda bis berputar dengan cepat membuat laju yang seakan membawaku terbang di tengah kepekatan malam, AC bis ku atur agar tak terlalu dingin, bis yang lumayan nyaman karena dilengkapi dengan selimut dan bantal kecil, yaa setimpal dengan kedalaman kocek yang ku rogoh lebih dalam lagi. Walau tak nyenyak-nyenyak amat paling gak aku masih bisa sempat tertidur lah  hingga tak akan ku rasa kebosanan di sepanjang perjalanan yang gelap, diselingi dengan up date status atau sekedar menengok beranda rumah dunia mayaku.
          Bandara Sultan Hasanuddin jam lima pagi, turun dari bis malam itu aku bergegas mencari toilet untuk melepaskan semua rasa tidak enak yang mengganjal perutku dan ... oh maigat.... antri... ada belasan perempuan juga di dalamnya yang sedang menunggu salah satunya nyaris tak bisa menahan hajatnya hingga marah-marah menunggu giliran, yaa memang tiga dari lima bilik WC bandara sedang ngadat tak dapat digunakan, aku juga sampai ill fell menahan gelora kebelet buang air kecil yang sudah di ujung tanduk. Setelah berjuang menahan dan tunggu giliran akhirnya keluar juga aku dari kerumunan yang penuh keluh kesah itu, melirik lagi jam dinding bandara waktu baru beranjak setengah jam saja dari jam lima, langit subuh mulai meremang menyambut pagi, lapar pun menyergapku seketika. Tapi tenang aku sudah menyiapkan persiapan tempur ouw.. maksudku traveling, roti keju dikombine coklat ditemani kopi krim kotak siap mengawali sarapanku pagi ini sambil menunggu waktu chek in pukul tujuh teng ! Bandara pagi semakin ramai dengan para calon penumpang yang tengah siap terbang ke berbagai penjuru wilayah Indonesia. Setengah tujuh seseorang menyapaku ramah menanyakan tujuanku yang ternyata bakal satu pesawat denganku hanya saja mba yang benama Surti ini akan melanjutkan perjalanan ke Samarinda lagi sementara aku stop dulu di Balik Papan. Sambil menunggu jam tujuh pas kami berbincang bertukar pengalaman soal perjalanan karena kebetulan lagi kami sama-sama pernah di Papua tetapi mba Surti di Manokwari aku di Wamena .
          Ruang Boarding..... yang menurutku bisa membuat boring... aku sedang berusaha menghemat baterai hapeku karena tidak lucu saat di jemput di bandara Sepinggan nanti aku tidak bisa dihubungi karena hapeku mati dan mereka akan kesulitan mencariku. Kegiatan tengok menengok ke beranda rumah dumay ku hentikan sejenak dan baiklah... lebih baik kumatikan saja sekarang hape imutku yang kata si sulungku mulai amit-amit mamaaaa.... Aku masih berbagi cerita dengan mba Surti dan berbagi roti, mba ini juga orang yang punya banyak pengalaman merantau sejenak aku berpikir iya... kayaknya darah bugis itu memiliki gen merantau yang cukup besar dan mendominasi pada orang-orang tertentu. Contohnya mama dan kakak laki-laki ku yang sudah bertahun-tahun tak pulang kampung dan memilih mencari peruntungan di pulau bagian lain di Indonesia.
         Pesawat lepas landas.... dan akan kulanjutkan kisah menapaki jalan cinta ini dengan judul lain yang lebih  menarik jangan lewatkan SEHARI MENJADI NINJA HATORI !

1 komentar: