Kamis, 01 Desember 2011

Amazing Race Go To Samarinda !

          Abangku beserta keluarga kecilnya tiba jam satu siang setelah nyasar hingga km 38 Samboja, abangku ini ternyata sempat juga lho bawa oleh-oleh berupa satu kantong kresek ukuran sedang yang berisikan kepiting hasil tangkapannya sendiri di tambaknya. Ouuhhh.... aassipaa'naaa (enaknyaaa) orang Makassar bilang he he he ... aku juga sudah lama tidak menyantap kepiting yang gemuk begini (hmm apa ada istilah gemuk buat kepiting yaa ? ) pokoknya dagingnya banyak laahh.... : )  Setelah makan siang aku beserta kakak ipar, ponakan dan mama mutar-mutar di daerah samboja km 38, mau cari bank terdekat karena aku harus membayar tiket pulang ku yang time limitnya hingga jam 4 sore kala itu. Wookeeehh... lets goo kids ! ponakanku senang sekali jalan denganku ditambah baru kali ini mereka bertemu dengan auntie nyentrik ala backpacker yang cantik he he he .... auntieeee gak segitunya kaleeee.... setelah atmnya ketemu aku sama rombongan kecil ini mampir dulu beli kelapa muda, itu buat mama katanya jika air kelapa muda ditanbah dengan air perasan jeruk nipis bisa membuat tekanan darah tinggi mama turun,hmmm baiklah mama... nikmati laah : D
         Abangku memang sengaja tidak ikut kebetulan dirumah mama adik iparku yang satu lagi (suami adik bungsuku ) datang berkunjung karena faktor kebetulan juga, kebetulan si adik iparku habis wawancara di perusahaan tambang tak jauh dari rumah mama sehingga ia mampir dan bertemu dengan abangku yang baru pertama kalinya juga mereka saling bertatap muka. Tak lama mutar-mutar di km 38 kami pulang, aku masih berpikir keras apa aku harus ikut dengan mereka ke Samarinda, secaraa aku masih capek berat boooo... bagaimana tidak perempuan petualang ini baru saja membuka petualangan barunya setelah sekian lama tidak bepergian jauh dan bobot badan yang naik khas emak-emak rumahan yang nyaman dengan rutinitas sehari-hari tanpa sering bepergian jauh, wal hasil aku kelelahan....
     " Kalo si Ria (panggilanku dalam keluarga,Ana trade mark ku di luar ) ini tidak mau ikut dengan kita sekarang angkat kopernya itu bawa ke Samarinda !" ancam si abang setengah serius dan bercanda.
    " Whuaa Baaang ! Jangaaan dooong ! Sumpah Bang,aku masih cape banget... " ujarku memelas.
    " Ayoo laah Ummi... (panggilanku dari semua ponakanku) ikut kami lah ke Samarinda, kapan lagi Ummi mau kesana coba ?" bujuk Alya putri sulung abangku dengan tatapan yang oohhh... membuatku luluh. Ok baik, aku memutuskan untuk ikut ke Samarinda, aku merasa ini seperti amazing race,baru saja semalam di rumah mama sudah dibawa ke rumah abang, tapi kalimat Alya masuk akal juga,kapan lagi coba ? he he he ....
         Aku cuma membawa tas seperlunya saja karena disana aku hanya dua malam saja, tapi tak lupa juga kubawa bboy item manis si leptop kesayanganku,maklum rumah mama dapat jatah listrik cuma dari jam enam magrib sampai jam enam pagi,jadi aku tidak bebas menghidupkannya di siang hari. Kakak iparku membawa pulang oleh-oleh nenas batu khas Samboja yang kami beli di tengah jalan menuju rumah mama, aku pikir harganya sangat muraaaahh ukuran besar sepuluh ribu dapat tiga buah, ukuran sedang dapat empat dan yang kecil dapat enam ! Segar,manis dan murah,andai ringan ku bawa terbang hingga ke Sul-Sel.... Mobil yang dirental abangku mulai bergerak dari rumah mama jam lima sore dan yiiiihhaaa.... perjalanan di mulai lagi. Sangat menyenangkan dan menegangkan,agar tak terlalu kemalaman pak sopir melaju kendaraan hingga menunjukkan angka 80-100 di speedometer mobil... beberapa kali perutku mengalami ... apa yaa namanya... rasanya seperti sedang naik wahana atau roller coaster yang membuat aliran darah serta jantungku sseeerrrrrr..... secaraaa.... jalanan ini hampir mirip dengan jalanan ke arah Toraja (hayooo... siapa yang pernah kesana ? ) hanya saja yang ku jalani ini naik-turun naik-turun dan berbelok, di Toraja jalanan lumayan datar tapi tikungannya yang sungguh mematikan yaa maksudnya bagi yang rentan dengan mabuk kendaraan darat. Huuuffthh... benar-benar amzazing race ! Aku sesekali melirik cemas pada ponakanku Bair adik laki-laki Alya yang kata mamanya sempat muntah saat menuju Samboja, aku pikir jika anak ini muntah lagi oohh... nooo... pertahananku pasti akan jebol juga,tapi alhamdulillah selama di perjalanan ia dan Alya tertidur lelap. Nyaris sepanjang perjalanan aku ngobrol dengan abangku dan kakak iparku yang manis,bertukar cerita tentang apa saja yang terjadi dalam hidup kami selama sekian tahun tidak bertemu,cukup lama lima tahunan lebih ada. Sampai akhirnya aku benar-benar lelah dan lelap di setengah jalan menuju rumah abangku.
         Langit sudah pekat saat kami masuk di tengah kota Samarinda, abangku memilih rumah makan dengan makanan khas lesehan, lagi-lagi aku tidak menemukan makanan khas Samarinda,seperti apa rupa lauk pauknya, kakak iparku cuma menyebut kata amplang saja yang bisa ku bawa pulang nanti. Aku rasa bukan perutku saja yang ngetwit lapar dari tadi kami semua makan dengan lahapnya, abangku dan pak sopir memilih ikan mas bakar sebagai lauknya dan ayam bakar yang kami pilih untuk segera dibantai he he he ... aku memang sangat laparrrr..... Makananku tinggal sedikit lagi ketika tiba-tiba saja Bair yang baru berusia empat tahun berlari keluar dari rumah makan dan hendak menyeberang jalan,aku segera memburunya karena khwatir dengan lalu lintas malam yang padat, ouhh.. ternyata dia menunjuk pada toko pakaian di seberang jalan yang menjual aneka baju kaos yang tenyata woow kuning,gambar mata bulat dan besar serta hidung panjang serta berbadan kotak,yuup ! Bair tenyata pecinta berat Sponge Bob..... waduuhh sabar yaa Sayang Ummi habiskan makanan dulu baru kita kesana... bujukku pelan.
         Daaaan... ternyata saudara-saudara .... abangku beserta keluarga kecilnya ini bukan menetap di kota Samarinda,tepatnya di Muarabadak Ulu yang pak sopir bilang sejam perjalanan lagi. Oke .... tak apa hanya melintas di Samarinda saja yang penting bisa tiba di rumah abangku dengan selamat. Maka perjalanan dilanjutkan kali ini aku kurang menikmatinya karena sudah malam,di balik jendela mobil aku hanya bisa menangkap keremangan perjalanan,aku memutuskan tidur saja di sisa waktu ini. Jam sembilan malam kami tiba juga di rumah abang,setelah bersih-bersih sejenak dan diberi baju ganti oleh kakak iparku hanya satu fokus utamaku saat itu, " Kak, mana bantal dan selimutku ? "
         Saat menulis ini aku juga sudah diserang kantuk jadi .... maaf pembaca lain kali aku sambung lagi dengan perjalanan pulang yang tak kalah serunya daa daaahh  zzzz.....zzzz...zzz.....

3 komentar:

  1. Perjalanan darat yang melelahkan mbak... bisa dibayangkan.
    Waktu di kaltim dulu perjalanan antar kecamatan saja sudah serasa perjalanan antar kabupaten... ^_^

    BalasHapus
  2. Iiih mana foto2nya? nda ada yah?
    #Setiap baca perjalanan Ana saya nanya foto terus yah hehehe#

    Belum pernah ke Kaltim, padahal ada adikku di sana (di Bontang). Waktu dia nikah saya pas hamil besar jadi nda datang ...

    http://mugniarm.blogspot.com

    BalasHapus